Biogas

BIOGAS

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).

Apa kaitannya dengan pengendalian pencemaran air danau?

Salah satu bahan pencemar air danau adalah limbah peternakan serta bahan-bahan organik yang masuk ke sungai dan menuju danau.  Limbah peternakan ini dapat diolah menjadi biogas, sehingga disamping dapat menghasilkan gas yang bermanfaat, juga dapat ikut mengendalikan pencemaran air danau.

Persoalan yang juga dihadapi danau adalah pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat. Tanaman air ini sebenarnya bermanfaat untuk pembersihan danau karena tanaman ini dapat menyerap berbagai bahan polutan termasuk logam berat. Namun eceng gondok  yang mati akan menimbun bahan organik, dan proses penguraian bahan organik (eceng gondok yang mati) itu membutuhkan oksigen, sehingga berpotensi menurunkan kualitas air danau.

Selain itu, perkembangan eceng gondok yang sangat cepat membuat tanaman ini dengan cepat menutup permukaan air danau, sehingga harus dikendalikan.  Dan, berita baiknya, eceng gondok ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produksi biogas.

Karena  itu, biogas merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengendalikan pencemaran air danau.

Biogas Eceng Gondok: Energi Hemat!

Sumber:http://wiedodo.blogspot.com/

Eceng gondok (EG) atau Eichhornia crassipes adalah gulma (penggangu) bagi perairan, biasanya waduk. Eceng gondok sangat cepat berkembang di lahan yang perairannya terkena limbah karena EG dapat mengikat logam berat dalam air, seperti besi, seng, tembaga, dan raksa. Perkembangan EG sangat cepat. Bila dibiarkan maka waduk atau perairan yang menjadi lahan tumbuhnya akan menjadi dangkal karena sedimentasi.

Di satu sisi, EG dimusuhi pengelola perairan terutama waduk. Tapi disisi lain banyak pula manfaatnya. Selain untuk campuran pakan ternak, EG juga bisa dijadikan bahan kerajinan hand made seperti sandal, tas, dll.

Namun seiring makin langkanya bahan  bakar, keberadaan EG juga dilirik. Jika selama ini kita hanya mengenal biogas dari kotoran sapi atau manusia, maka kini EG juga bisa dimanfaatkan menjadi biogas. Adalah PT Indonesia Power (IP) yang mempeloporinya. PT IP adalah operator jaringan listrik nusantara yang menggunakan sumber air waduk Sanguling untuk melistriki Jawa-Bali. Waduk Sanguling memiliki luas sekitar 5.000 Ha yang hampir seluruh permukaannya tertutup gulma EG. Jika dangkal, maka daya listrik yang dihasilkan pun mengalami penurunan. Untuk mengatasinya dilakukan pengangkutan EG. Tiap tahun tak kurang 1 M dihabiskan PT IP. Besarnya biaya, memaksa PT IP memutar otak untuk mengatasinya. Serangkaian uji coba akhirnya dilakukan. Mereka berpendapat bahwa bahan apapun selama bisa membusuk, pasti akan menghasilkan gas. Untuk uji coba awal mereka membuat briket dari EG. Hanya saja briket ini kurang berhasil. Setelah itu, di uji coba EG menjadi biogas. Dan ternyata berhasil.

Proses pembuatannya pun sangat mudah dan tidak menimbulkan bau apapun. Tentu hal ini berbeda dengan biogas dari kotoran sapi atau bahkan manusia. Penemuan PT IP ini telah disebarluaskan ke daerah sekitar waduk Sanguling, seperti Cihampelas dan Batu Jajar di Bandung Selatan.

Harapannya tentu selain membantu warga mendapatkan energi pengganti minyak tanah yang makin langka, PT IP tak perlu lagi mengeluarkan dana besar hanya untuk mengusir EG dari waduk Sanguling.

Yang perlu disiapkan adalah drum bekas yang telah dimodifikasi. Pipa pengalir. Dan kantong plastik/drum untuk menampung gas hasil dari eceng gondok yang dibusukkan.

Pertama, EG dicacah kecil. Sekitar 1 CM. Lalu dimasukkan ke dalam drum modifikasi. Lalu tambahkan air. Takarannya 1:1. Setelah dirasa cukup, diamkan selama seminggu. Setelah itu, buka kran yang ada di atas drum modifikasi untuk mengeluarkan oksigen. Setelah dirasa cukup, untuk mengetes apakah ada gas atau tidak, silahkan nyalakan korek api di dekat kran. Jika menyala, segera salurkan gas tersebut ke plastik/drum penampung gas. Dari penampung gas inilah, gas dapat disalurkan ke kompor. Setelah itu, kita siap untuk memasak. Untuk menambah kekuatan semburan gas, dapat diletakkan batu/kayu diatas penampung gas untuk menekannya.

Besaran gas tergantung dari seberapa besar jumlah EG yang kita masukkan. Sebagai gambaran eceng gongok seberat 200 kilo dapat menghasilkan biogas cukup untuk seminggu, dengan pemakaian 1,5 jam per hari. Lumayan kan untuk ngirit. Selain itu, biogas ini sama sekali tidak menimbulkan efek samping, seperti bau, dll. Bahkan kebocoran gas seperti lazimnya terjadi pada elpiji produk Pertamina sangat kecil kemungkinannya terjadi. Ringkasnya apa yang ada di alam benar-benar tidak ada yang mubazir. Silahkan mencoba.

BIOGAS ECENG GONDOK

Sumber: http://lingkunganhijau-noor.blogspot.com/

Eceng gondok yang memiliki nama lain ‘Eichornia crassipes’ adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Akan berkembang biak manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik sehingga menjadi indicator dimana di tempat/sungai tersebut sudah terkena pencemaran/limbah.

Tanaman gulma (pengganggu) ini dibagi menjadi dua macam, yaitu :

  1. Eceng biasa (genjer) : tumbuhan air yang tumbuh di sawah-sawah dan daun muda. Bunganya yang kuncup dapat dijadikan sayuran (Dapat dimakan oleh manusia)
  2. Eceng gondok : sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan sekitarnya.

Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat. Dan yang paling menarik, tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan selulosa inilah yang bisa digunakan sebagai bahan baker alternatif.

Untuk membuat Biogas Eceng Gondok, terlebih dahulu harus disiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan. Bahan dan alat itu dikelompokkan menjadi dua alat kerja, yaitu :

ALAT KERJA-1

  • 3 buah drum isi 200 liter
  • 1 buah drum isi 100 liter
  • 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi
  • 5 meter slang karet/plastic
  • 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
  • 50 cm pipa, ukuran ½ inchi
  • 6 buah kleman slang, ukuran ½ inchi
  • Pengelasan drum (Ls)

ALAT KERJA-2

  • Plastik polyethylene
  • Kompor biogas
  • PVC ukuran 3 inchi
  • 4 buah kenie, ukuran ½ inchi
  • Drat luar dalam
  • 2 buah isolatif besar
  • 4 batang baut
  • Karet ban dalam
  • 1 buah pipa T, ukuran ½ inchi
  • Slang plastic saluran gas
  • PVC ukuran ½ inchi
  • 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
  • 2 buah lem paralon
  • Lem aibon
  • 2 plat acritik 150 cm2

CARA PEMBUATAN ALAT

1. Alat Fermentasi

Dua drum ukuran 200 liter dibuang tutup atasnya dan keduanya disambung dengan dilas secara horizontal. Di samping kiri dan kanannya dipasang 3 inchi pipa sepanjang 50 cm yang berguna untuk memasukkan eceng gondok yang sudah dirajang/ditumbuk dan pipa yang satunya lagi sebagai pembuangan. Setelah itu di bagian atas drum fermentasi dipasang pipa ½ inchi dan stop kran ½ inchi yang disambung dengan slang.

2. Alat Penampungan Gas

  • Drum ukuran 100 liter tutup bagian bawahnya dibuang, kemudian pada tutup bagian yang tidak dibuang dipasang 2 buah pipa ½ inchi dan stop kran ½ inchi yang akan disambung dengan slang dari ruang fermentasi dan ke kompor gas. Lantas, tempat penampungan gas yang bagian sisinya atau tutupnya dibuang dimasukkan ke drum yang berukuran 200 liter yang sudah berisi 100 liter air.
  • Selain alat penampung gas terbuat dari bahan plastic yang berukuran panjang 120 cm dan diameter 60 cm. Alat penampungan gas ini dimasukkan ke drum ukuran 200 liter yang sudah terisi air.
  • Jika gas dari eceng gondok sudah masuk ke alat penampungan drum atau plastic maka akan terlihat mengambang. Fungsi air itu sebagai penekan. Air yang ada akan menekan gas ke atas. Karena air dan gas tak bersenyawa.

PROSES PRODUKSI

  • Proses produksi eceng gondok sangat sederhana sekali, hanya dibutuhkan perlengkapan seperti tabung fermentasi yang tersambung ke tabung pengumpul gas dan diteruskan ke kompor. Hanya tiga bagian yang dibutuhkan dalam biogas ini, tabung fermentasi, tabung penampung gas, serta kompor sebagai media pembakar.
  • Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu harus dirajang atau ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1. Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk merata.
  • Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di ujung kiri tabung fermentasi yang akan mengalirkan gas ke drum penampungan setelah beberapa hari. Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 30 menit.
  • Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit.
  • Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali diisi dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus dimasukkan ke dalam tabung fermentasi.
  • Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses pengeluaran, ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru masuk ke dalam tabung. Ampas ini bisa digunakan untuk pupuk kompos.

Reaktor Biogas

Sumber: http://www.mulyatiaranusa.com/

Kandungan emas biru pada kotoran sapi merupakan pengetahuan yang sudah lama dipahami banyak orang. Bahkan telah banyak dilakukan ujicoba serta praktek untuk pemanfaatannya. Setelah dilakukan ujicoba untuk melakukan adaptasi terhadap kondisi social dan lingkungan masyarakat di Indonesia, maka kami mengembangkan inovasi berupa Reaktor Biogas Plastik.

Inovasi ini dilakukan sebagai optimalisasi terhadap kegiatan pemanfaatan sumber daya alam potensial di lingkungan masyarakat serta mengefektifkan teknologi agar dapat segera digunakan oleh masyarakat peternak di kawasan perdesaan pada umumnya.

Bahan Baku Biogas

Bahan baku untuk pembuatan biogas adalah senyawa-senyawa organik yang banyak terdapat pada 1) Limbah kotoran sapi (perah atau pedaging), ayam, kambing, kerbau, babi, kuda; 2) Sampah organik perkotaan seperti sampah pasar dan rumah tangga; 3) Limbah pertanian seperti jerami, sekam padi, batang, dan daun-daunan sisa panen tanda kosong sawit, bonggol jagung; 4) Limbah organik industri seperti ampas pabrik tahu, limbah pabrik gula; dan 5) Feses (kotoran manusia).

Masing-masing bahan baku memiliki perbedaan karakter sehingga akan menghasilkan kuantitas dan kualitas biogas berbeda.

Untuk memperoleh biogas, bahan bakar pengganti minyak tanah :

  • Kotoran ternak dicampur air dengan perbandingan 1:1 tanpa campuran bahan kimia lain.
  • Sebelum masuk reaktor hampa udara lebih dulu campuran tersebut diaduk hingga rata, dan ditambahkan starter khusus (di awal saja).
  • Di dalam reaktor campuran kotoran ternak dan air dibiarkan mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme dari starter khusus.
  • Biasanya setelah tujuh hari mulai terbentuk biogas yang dialirkan melalui slang atau paralon ke kompor khusus dan siap digunakan untuk memasak.
  • Limbah cair di reaktor biogas mengandung nitrogen dan senyawa organik yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman.

Satu liter limbah cair setara fungsinya dengan 20 gram urea yang dilarutkan dalam satu liter air.

Biogas = Sumber Energi.

Biogas dapat dipakai sebagai sumber energi selayaknya BBM atau BBG. Nilai kalor (heating value) rata-rata biogas mencapai kisaran 4.700-6.000 kkal/m3 (20-24 MJ/m3). Dengan nilai kalor sebesar itu, penggunaan 1 m3 biogas (dihasilkan oleh 1-1,5 ekor kotoran sapi perah per hari) akan setara dengan energi yang dihasilkan oleh:

  • 1 pon gas LPG
  • 0,52 liter minyak diesel (solar)
  • 1,8 liter gasoline
  • 0,62 liter liter minyak tanah (kerosin)
  • 0,6 liter minyak mentah (crude oil)
  • 1,1 liter alkohol
  • 1,4 kg batubara
  • 4,7 kWh listrik
  • 3,5 kg kayu bakar

Berdasar konversi di atas, maka maka nilai aplikasi 1 m 3 biogas dilapangan mampu melakukan kegiatan-kegiatan seperti :

  • Memasak untuk keperluan keluarga (5-6 orang) selama tiga jam.
  • Menyalakan lampu listrik 60 watt selama enam jam.
  • Menjalankan motor berkekuatan 1 hp selam dua jam.
  • Menggerakkan truk berbobot 3 ton sejauh 2,8 km.
  • Membangkitkan listrik sebesar 1,25 kW

Alat-alat BIOGAS

  • Untuk mengalirkan gas digunakan paralon/slang plastik
  • Reaktor dan penampung gas, menggunakan plastik khusus

Cara Kerja BIOGAS

  • Air dan kotoran sapi dicampur (perbandingan 1:1) dalam drum
  • Dialirkan ke reaktor
  • Muncul BIOGAS 7 hari
  • Dalam reaktor ada pengaman gas
  • Penampung gas dari reaktor
  • tungku/kompor BIOGAS

Berikut ini adalah diagram tematik mengenai pemanfaatan biogas yang diolah dari kotoran sapi.

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah tangga, maupun untuk industri dan transportasi.

Terkait dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan pemerintah ialah rencana pengurangan penggunaan bahan bakar minyak tanah untuk keperluan rumah tangga.

Sejalan dengan hal itu pemerintah juga mendorong upayaupaya untuk penggunaan sumber-sumber energi alternatif lainnya yang dianggap layak dilihat dari segi teknis, ekonomi, dan lingkungan, apakah itu berupa biofuel, biogas/gas bio, briket arang dan lain sebagainya.

Beberapa waktu yang lalu sempat menjadi wacana kemungkinan digunakannya briket batu bara. Namun, belakangan upaya ke arah itu agaknya tidak diteruskan atau sementara dihentikan dulu karena dianggap belum layak dari segi lingkungan khususnya jika digunakan untuk energi rumah tangga.

Dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga khususnya di perdesaan maka perlu dilakukan upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif energi yang layak bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka salah satu upaya terobosan yang dilakukan adalah melaksanakan program Bio Energi Perdesaan (BEP), yaitu suatu upaya pemenuhan energi secara swadaya (self production) oleh masyarakat khususnya di perdesaan, termasuk bagi masyarakat di desa-desa terpencil seperti di daerah pedalaman dan kepulauan.

Pelaksanaan program BEP juga terkait dengan upayaupaya pengembangan agribisnis dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Secara garis besar tujuan program BEP adalah berkembangnya swadaya masyarakat dalam penyediaan dan penggunaan bio energi (bio gas, bio massa, dan bio fuel) bagi keperluan rumah tangga termasuk untuk kegiatan usaha industri rumah tangga khususnya di perdesaan.

Adapun sasaran (Output) program BEP adalah :

  1. Tersosialisasinya teknologi penyediaan bio energi secara swadaya untuk keperluan rumah tangga khususnya di perdesaan.
  2. Terbangunnya pilot model biogas, biomassa, dan bio fuel di setiap provinsi.

Outcome yang diharapkan adalah :

  1. Diterapkannya teknologi penyediaan dan penggunaan bioenergi untuk keperluan rumah tangga khususnya di perdesaan.
  2. Berkembangnya usaha agribisnis yang terpadu dengan penyediaan bio energi (peternakan, hortikultura, perkebunan dll)
  3. Berkembangnya usaha agroindustri masyarakat yang ditunjang oleh penyediaan dan penggunaan bio energi secara swadaya oleh masyarakat di perdesaan.

Dengan output dan outcome tersebut di atas maka diharapkan program BEP akan mempunyai dampak (impact) positif yang signifikan dalam hal :

  1. Tersedianya energi untuk rumah tangga secara swadaya masyarakat di perdesaan
  2. Berkurangnya ketergantungan masyarakat terhadap bahan energi konvensional (minyak tanah dan LPG).
  3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
  4. Kelestarian sumber daya alam.

Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).

Komponen Biogas :

  • ± 60 % CH4 (metana)
  • ± 38 % CO2 (karbon dioksida)
  • ± 2 % N2, O2, H2, & H2S

Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.

Sumber energi Biogas yang utama: kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda

Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan:

  • Elpiji 0,46 kg
  • Minyak tanah 0,62 liter
  • Minyak solar 0,52 liter
  • Bensin 0,80 liter
  • Gas kota 1,50 m3
  • Kayu bakar 3,50 kg

Sejarah Pemanfaatan Biogas

Cina

Sejak tahun 1975 “biogas for every household”. Pada tahun 1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas.

Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian.

India

Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui “The National Project on Biogas Development” oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan biogas.

Reaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian.

Indonesia

Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi.

Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar.

Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.

Manfaat Biogas

Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.

Potensi Pengembangan Biogas di Indonesia Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari.

Potensi Ekonomis Biogas

Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula.

Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga

SPESIFIKASI TEKNIS

  1. Volume reaktor (plastik) : 4.000 liter
  2. Volume penampung gas (plastik) : 2.500 liter
  3. Kompor Biogas : 1 buah
  4. Drum pengaduk bahan : 1 buah
  5. Pengaman gas : 1 buah
  6. Selang saluran gas : + 10 m
  7. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/ kerbau, atau 6 ekor babi.
  8. Biogas yang dihasilkan : 4 m3 per hari (setara dengan 2,5 liter minyak tanah).Gambar 1. Instalasi Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga

PERSIAPAN PEMASANGAN REAKTOR BIOGAS

  1. Pembuatan lubang reaktor, panjang = 4 m, lebar = 1,1 m, dalam = 1,2 m.
  2. Pembuatan meja tabung plastik penampung gas : (diameter 1,2 m) panjang = 3 m, lebar =1,2m
  3. Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau karung seukurannya (100 kantong semen = 2000 lt). Persiapan awal ini untuk mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).
  4. Drum untuk tempat pencampuran kotoran (fases) dengan air (1:1) ; 1 buah (200 liter)
  5. Karung untuk tempat sisa kotoran dari proses produksi biogas
  6. Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak atau lainnya.
  7. Terpal dan bahan lainnya untuk atap reaktor supaya terhindar dari hujan atau material yang jatuh dari atas.

CARA PENGOPERASIAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA

  1. Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas)
  2. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor.
  3. Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
  4. Sekali-sekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian reaktor.
  5. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa engolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.

CARA PENGOPERASIAN KOMPOR BIOGAS

  1. Buka sedikit kran gas yang ada pada kompor (memutar ke sebelah kiri)
  2. Nyalakan korek api dan sulut tepat diatas tungku kompor.
  3. Apabila menginginkan api yang lebih besar, kran gas dapat dibuka lebih besar lagi, demikian pula sebaliknya. Api dapat disetel sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita.Gambar 2 : Pengoperasian Kompor Biogas

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN REAKTOR BIOGAS

  1. Hindarkan reaktor dari gangguan anak-anak, tangan jahil, ataupun dari ternak yang dapat merusak reaktor dengan cara memagar dan memberi atap supaya air tidak dapat masuk ke dalam galian reaktor.
  2. Isilah selalu pengaman gas dengan air sampai penuh. Jangan biarkan sampai kosong karena gas yang dihasilkan akan terbuang melalui pengaman gas.
  3. Apabila reaktor tampak mengencang karena adanya gas tetapi gas tidak mengisi penampung gas, maka luruskan selang dari pengaman gas sampai reaktor, karena uap air yang ada di dalam selang dapat menghambat gas mengalir ke penampung gas. Lakukan hal tersebut sebagai pengecekan rutin.
  4. Cegah air masuk ke dalam reaktor dengan menutup tempat pengisian disaat tidak ada pengisian reaktor.
  5. Berikan pemberat di atas penampung gas (misalnya dengan karung-karung bekas) supaya mendapatkan tekanan di saat pemakaian.
  6. Bersihkan kompor dari kotoran saat memasak ataupun minyak yang menempel.

Keunggulan Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga

  • Konstruksi sederhana, mudah dan cepat pemasangannya (tidak sampai 1 hari).
  • Harga terjangkau, sekitar Rp 2,5 juta sudah termasuk pemasangan dan satu unit kompor biogas.
  • Awet, menggunakan material plastik khusus sehingga tahan hingga 6 tahun.
  • Mudah dalam perawatan dan penggunaan.
  • Produksi gas setara dengan 2,5 liter minyak tanah/hari, lebih dari cukup untuk dijadikan bahan bakar memasak.
  • Menghasilkan kompos (pupuk organik) yang sangat bagus kualitasnya dan dapat langsung digunakan pada lahan/usaha budidaya pertanian.

TIM PENYUSUN

  • Pengarah : Prof. Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MS ( Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian )
  • Editor : Dr. Ir. Nyoman Oka Tridjaja, M.Appl, Sc (Direktur Pengolahan Hasil Pertanian-Ditjen PPHP)
  • Penulis : Jamil Musanif (Ditjen PPHP Deptan), Wildan A. Ardisasmita (PT. Mulya Tiara Nusa), David Manariur Nababan (PT. Mulya Tiara Nusa)

Biogas dari Tinja

Ada MCK Plus-plus di Petojo Utara

Sumber: http://www.rmexpose.com/ Senin, 03/09/07,

BUKAN bermaksud negatif, warga RW 08 Petojo Utara, Jakpus punya fasilitas umum bernama Mandi Cuci Kakus Plus-plus (MCK ++). Fasilitas sani­tasi umum ini menyediakan teknologi Decentralized Wastewater Treatment System (DEWATS) yang mengolah air buangan tinja yang mengandung bakteri E-Coli dan bahan kimia dari cucian diolah menjadi air dengan baku mutu air buangan.

Tak hanya itu, dalam teknologi ini terdapat bio degester yang mengolah tinja menjadi biogas dan dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor Posyandu.

“Kotoran manusia diproses secara anaerobic yaitu berupa sistem penguapan yang mengandung gas untuk disalurkan ke pipa penghubung yang ada di Posyandu dan bisa digunakan sebagai bahan bakar gas,” jelas Ketua RW 08, Irwansyah, Sabtu (1/9).

Ditambahkannya, sisa air deterjen diolah di dalam 9 ruang main hall, kemudian buangan air sisanya di alirkan ke kali dan sama sekali tidak mengandung bakteri E-coli dan limbah serta aman bagi masyarakat.

Fasilitas MCK umum yang kerap terlihat kotor dan kumuh pun akan segera sirna. MCK ++ ini telah dilengkapi kakus dan tempat cuci tangan ramah anak, Posyandu dan instalasi air bersih.

MCK++ yang dibangun warga bersama organisasi non pemerintah yang didukung United States Agency International Development (USAID) yaitu Mercy Corp, Environmental Services Program (ESP), Health Services Program (HSP) dan Safe Water System (SWS).

Program ini baru pertama kali di daerah Jakarta Pusat. Dan diharapkan bisa berkembang di seluruh wilayah Jakarta Pusat. “Saat ini kita lagi membicarkan untuk bisa ada di kelurahan lain,” ujar Sekretaris Wali Kotamadya Jakarta Pusat, Bambang Sugiono saat meresmikan MCK ++ ini.

MCK ++ ini telah menyediakan 6 kakus, 4 kamar mandi, 2 kran untuk mencuci pakaian dan satu kakus ramah anak yang dapat digunakan secara gratis.

Sedangkan Posyandu yang dibangun terintegrasi dengan MCK++ ini merupakan salah satu bagian dari program mengurangi tingkat malnutrisi pada balita. Di dekat MCK++ ini juga terdapat instalasi air bersih yang berasal dari air tanah dan dimurnikan oleh Air Rahmat guna meningkatkan ketersediaan air yang sehat dan aman bagi warga. rm

15 Comments on “Biogas”

  1. ragil Says:

    Trims atas info ini.


  2. terima kasih atas info bermanfaatnya…

  3. dongan90 Says:

    bagus x ga sangat ilmiah
    bsa gak di sosialisasikan ke kab. samosir

  4. DINDA Says:

    KELEMAHAN NE ENDIHHHH??????????????

  5. RIESZA Says:

    THX YOU ATAS INFO.X


  6. Informasi yg sangat bermanfaat .

  7. hadi Says:

    perlu terus disosialisasikan

  8. MuLki Anwar Says:

    berbagi itu indah.

  9. nicholaus Says:

    mantaap,alami banget.

  10. amru Says:

    aku sangat tertarik materai ini….tapi sayang kendala yang aku hadapi…..tidak ada ngambar/seketsa yg jelas mohon

  11. evy Says:

    Model reaktor biogas dengan menggunakan bahan drum dan plastik memang paling murah namun berumur pendek, bahkan ada tidak sampai 1 tahun. Lebih baik reaktor biogas menggunakan konstruksi beton/semen, lebih tahan lama dan berkelanjutan.

  12. mardan Says:

    masi’banyak kekurangan data2 primer….

  13. dedy Says:

    bisa kah dicontoh cara pembuatannya?????????????????????????

  14. wira Says:

    halo ibu Evy, bagaimana konstruksi beton bisa dibuat, terutama tabung untuk gasnya? bisa memberikan contohnya…terima kasih banyak.

  15. rizky pratama Says:

    sangat menginspirasi sekali. Btw jika berkenan bolehkah saya meminta contact person/email? soalnya saya ingin mengembangkan biogas ini buat tugas akhir saya. terima kasih


Leave a reply to John Paul Sinjal Cancel reply