Berita 2007

Januari 2009

Iwan Fals Beramal Lewat Kampanye Musik

Sumber: http://www.kapanlagi.com/ Senin, 29 Januari 2007

Kapanlagi.com – Tak hanya mampu mengkritik lewat lagunya, namun musisi kenamaan Indonesia, Iwan Fals, memilih untuk beramal lewat kampanye musik mengenai penyelamatan lingkungan dan anti narkoba.

“Beramal bisa melaui berbagai jalan, salah satunya dengan musik,” ujar Iwan, saat menghadiri gerakan penanaman pohon bersama Wakil Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail di pesisir Danau Limboto, Gorontalo, Senin siang (29/01).

Menurut Iwan, lingkungan serta narkoba merupakan dua hal yang paling krusial saat ini, karena mampu menghancurkan tatanan sebuah bangsa.

“Narkoba menghancurkan generasi, kerusakan lingkungan menimbulkan bencana. Dua hal ini dahsyat dampaknya bila semua kalangan tidak punya kepedulian,” kata sang pelantun ‘Wakil Rakyat’ tersebut.

Ia pun tak ketinggalan memberi motivasi kepada rakyat Gorontalo, untuk tetap optimis menyelamatkan Danau Limboto dari kondisi kritis saat ini.

“Katanya Danau Limboto tidak akan ada lagi 20 tahun mendatang, tapi jika kita berusaha dan berdoa maka tidak akan ada yang sia-sia,” ungkapnya, sambil membawakan sebuah lagu dari album SUARA HATI, tanpa gitar dan harmonika kesayangannya.

Dalam lagunya ketika menggelar konser amal di Stadion 23 Januari, Gorontalo, Minggu sore (28/1), ia pun mengajak puluhan ribu Fals Mania untuk peduli dan prihatin terhadap bencana alam dan narkoba yang mengancam negeri ini.

“Lebih baik menanam pohon daripada mabuk,” tukas pria paruh baya yang akrab dengan kaus oblong dan celana jeans tersebut.

Kritikan melalui lagu kepada legislatif dan eksekutif, kata dia, harus dibarengi oleh solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.

“Bangsa ini, negeri ini, butuh kepedulian kita semua. Semoga Indonesia terus merangkak menuju gerbang kemajuan,” kata Iwan, yang didamping istri tercinta dan putra bungunya. (*/rit)

Pebruari 2007

Selamatkan Limboto, Enceng Gondok Diolah Jadi Pupuk

Sumber: http://www.kapanlagi.com/ 09 Februari 2007

Kapanlagi.com – Dalam upaya menyelamatkan Danau Limboto dari serangan gulma, Provinsi Gorontalo saat ini memproduksi sebanyak enam ton pupuk enceng gondok setiap bulannya.

Kepala Badan Penelitian,Pengembangan, dan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Balitbangpedalda) Provinsi Goronyalo, Rusthamrin Akuba, mengatakan bahwa pihaknya telah mengadakan kontrak dengan PT. Bangun Bersama Gorontalo (Klinik Agropolitan), untuk mengolah enceng gondok menjadi pupuk organik.

“Tak ada cara lain memberantas enceng gondok di Danau Limboto, selain mengolahnya atau menyingkirkannya dengan cara manual,” katanya. Menurut dia, pengolahan enceng gondok yang merupakan kerja sama antara pemerintah Provinsi Gorontalo dengan pengusaha tersebut, akan dilakukan selama lima tahun mulai 2006. Sementara itu, staf ahli Klinik Agropolitan Gorontalo, David Andi, mengatakan bahwa Pemprov Gorontalo mengucurkan bantuan kepada pihaknya sebesar Rp250 juta, khusus untuk mengolah enceng gondok, yang menjadi penyebab utama kritisnya Danau Limboto.

Di lain sisi, penggunaan pupuk enceng gondok itu, telah terbukti dapat meningkatkan produksi beras dan jagung yang merupakan komoditi unggulan di daerah tersebut. “Setiap hektar lahan dapat menghasilkan jagung sebanyak 15 ton pipilan kering. Tapi jika tidak menggunakan enceng gondok, produksinya hanya dibawah 7 ton per hektar,” jelasnya. Secara teknis, kata David, pengolahan enceng gondok tersebut melibatkan masyarakat pesisir Danau Limboto sebagai pensuplai bahan baku, sehingga membuka lapangan kerja baru serta menjadi solusi penyelamatan danau tersebut. Sementara itu, untuk menghasilkan 100 kilogram pupuk, dibutuhkan sebanyak satu ton enceng gondok, sehingga diperkirkan dalam lima tahun gulma tersebut akan bersih dari permukaan Danau Limboto.

Lebih jauh ia mengungkapkan, proyek pupuk enceng gondok bukanlah bisnis yang menguntungkan, karena hanya dijual dengan harga Rp75 per kilogram, sementara biaya produksinya lebih mahal. “Tapi, kami lebih mengutamakan penyelamatan lingkungan dengan konsep pemberdayaan masyarakat serta efisiensi,” kata David, yang sebelumnya telah menemukan sejumlah teknologi di bidang pertanian dan peternakan itu. (*/rsd)

Gorontalo Produksi Enam Ton Pupuk Enceng Gondok Tiap Bulan

Sumber:  http://202.146.5.33/ Jumat, 09 Februari 2007

Gorontalo, Jumat–Dalam upaya menyelamatkan Danau Limboto dari serangan gulma, Provinsi Gorontalo saat ini memproduksi sebanyak enam ton pupuk enceng gondok setiap bulannya.

Kepala Badan Penelitian,Pengembangan, dan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Balitbangpedalda) Provinsi Goronyalo, Rusthamrin Akuba, mengatakan bahwa pihaknya telah mengadakan kontrak dengan PT. Bangun Bersama Gorontalo (Klinik Agropolitan), untuk mengolah enceng gondok menjadi pupuk organik.

“Tak ada cara lain memberantas enceng gondok di Danau Limboto, selain mengolahnya atau menyingkirkannya dengan cara manual,” katanya.
Menurut dia, pengolahan enceng gondok yang merupakan kerja sama antara pemerintah Provinsi Gorontalo dengan pengusaha tersebut, akan dilakukan selama lima tahun mulai 2006.

Sementara itu, staf ahli Klinik Agropolitan Gorontalo, David Andi, mengatakan bahwa Pemprov Gorontalo mengucurkan bantuan kepada pihaknya sebesar Rp250 juta, khusus untuk mengolah enceng gondok, yang menjadi penyebab utama kritisnya Danau Limboto.

Di lain sisi, penggunaan pupuk enceng gondok itu, telah terbukti dapat meningkatkan produksi beras dan jagung yang merupakan komoditi unggulan di daerah tersebut.

“Setiap hektar lahan dapat menghasilkan jagung sebanyak 15 ton pipilan kering. Tapi jika tidak menggunakan enceng gondok, produksinya hanya dibawah 7 ton per hektar,” jelasnya.

Secara teknis, kata David, pengolahan enceng gondok tersebut melibatkan masyarakat pesisir Danau Limboto sebagai pensuplai bahan baku, sehingga membuka lapangan kerja baru serta menjadi solusi penyelamatan danau tersebut.

Sementara itu, untuk menghasilkan 100 kilogram pupuk, dibutuhkan sebanyak satu ton enceng gondok, sehingga diperkirkan dalam lima tahun gulma tersebut akan bersih dari permukaan Danau Limboto.

Lebih jauh ia mengungkapkan, proyek pupuk enceng gondok bukanlah bisnis yang menguntungkan, karena hanya dijual dengan harga Rp75 per kilogram, sementara biaya produksinya lebih mahal.

“Tapi, kami lebih mengutamakan penyelamatan lingkungan dengan konsep pemberdayaan masyarakat serta efisiensi,” kata David, yang sebelumnya telah menemukan sejumlah teknologi di bidang pertanian dan peternakan itu.

Sumber: Antara
Penulis: jodhi

Oktober 2007

LANGKAH EKSTRIM MUTLAK DALAM MENANGANI DANAU LIMBOTO

Sumber: http://www.gorontaloprov.go.id/ Rabu, 24 Oktober 2007

Anggota komisi VII DPR RI yang juga mantan menteri lingkungan hidup Soni Keraf serta para anggota lainnya mengatakan Danau Limboto adalah anugrah Tuhan yang tersia-siakan dan akibatnya bisa menimbulkan malapetaka besar jika tidak segera ditangani, hal ini diaungkapkan saat audiens dengan pejabat pemprov. Gorontalo dan Pemkab. Gorontalo di Aula Kantor Bupati Gorontalo, Selasa (23/10).

Ilmuan memprediksikan bahwa kedepan manusian akan berperang demi mendapatkan air bersih, perubahan globalpun mengakibatkan curah hujan makin tinggi sehingga lebih dini kita harus memikirkan ansipasinya, salah satunya kata Soni Keraf adalah dengan menyelamatkan dan mengembalikan fungsi danau ini. Sesungguhnya danau memberikan banyak manfaat bagi kelangsungan dan kesejahteraan manusia, seperti dapat mencegah banjir, untuk memproleh air bersih, untuk pembangkit energi/ listrik, mengairi areal pertanian yang akhirnya dapat menaikkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, “tidak ada pilihan lain selain menyelamatkan danau ini, mengembalikan fungsi danau tidak sekedar menyelamatkan danau atau menyelamatkan lingkungan saja namun lebih dari itu adalah untuk kesejahteraaa masyarakat” tegasnya.

Sementara itu Ketua tim komisi VII DPR RI Rafiuddin Hamarug mengatakan bahwa Jerman maju karena konsisten menangani lingkungan hidup sehingga mereka tetap memiliki energi terbarukan dan bukan energi nuklir, penangan industri disana sangat ketat dan ini patut diadopsi.

Sementara itu Zainuddin Amali menambahkan bahwa perlu langkah ekstrim dalam penanganan Danau Limboto, pasalnya bencana yang ditimbulkan amat besar jika danau ini hilang dan penyelamatan danau ini bisa menjadi rekomendasi isu pengentasan kemiskinan dari 150 ribu penduduk yang menggantungkan hidupnya di danau tersebut, timpal anggota lainnya Kahar Muzakkir.

Olehnya masalah ini perlu disinkronkan dengan koordinasi lintas sektoral, “janganlah ada komoditi menjual, mari perbaiki niat kita untuk merawat anugerah dan jangan direkayasa” timpal anggota lainnya.Seusai audiens tersebut tim komisi VII DPR RI didampingi kepala Badan Lingkungan Hidup Riset dan Teknologi Informasi Prov. Gorontalo Rustamrin Akuba dan pejabat Pemprov. Gorontalo lainnya meninjau langsung kondisi kritis danau Limboto dan areal rencana pembangunan pembangkit listrik di Kwandang.

Desember 2007

Testocking Sumber Daya Hayati di Danau Limboto

Jurnal Inovasi Volume II, Nomor 2, Kamis, 13 Desember 2007

Sumber: http://balihristi.gorontaloprov.go.id/

Danau Limboto yang merupakan salah satu ‘landmark’ ekosistem Provinsi Gorontalo keadaannya semakin memprihatinkan. Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan pendangkalan danau. Pada tahun 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha, dan tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau Limboto berkurang menjadi 10 meter dan luas berkurang menjadi 4.250 Ha. Sedangkan tahun 1990-2004 kedalaman Danau Limboto rata-rata tinggal 2,5 meter dengan luas 3.000 Ha. Pendangkalan Danau Limboto terutama diakibatkan oleh adanya erosi dan sedimentasi akibat usaha-usaha pertanian yang tidak mengindahkan konservasi tanah dan kegiatan pembukaan hutan (illegal logging) di daerah hulu sungai (tangkapan air) terutama pada DAS Limboto.

Beberapa hal lainnya yang menentukan kondisi dan tingkat kerusakan khususnya yang ada di perairan Danau Limboto adalah pencemaran di wilayah perairan, eksploitasi perikanan danau, perubahan drastik tata ruang dan tata guna lahan di daerah tangkapan air (catchment area) dan penangkapan ikan dengan alat tangkap tradisional tanpa adanya usaha pembudidayaan. Sehingga beberapa jenis ikan yang dulu populasinya melimpah sekarang jarang ditemukan. Akibatnya berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat pesisir terutama nelayan yang kesehariannya mencari ikan dan penurunan pasokan ikan untuk dikonsumsi di pasaran.

Upaya pemulihan populasi ikan yang hampir punah perlu dilakukan dengan cara restoking (peningkatan populasi ikan), peningkatan kesadaran masyarakat sekitar danau dalam usaha budidaya ikan, dan sosialisasi peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan hidup kepada masyarakat umum dan pelaku usaha/kegiatan sekitar danau.

Tujuan dari kegiatan restoking sumber daya hayati di Danau Limboto ini adalah menginventarisir ikan-ikan di Danau Limboto dan melakukan model pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan.

Manfaat dari kegiatan ini adalah memberikan alternatif model budidaya ikan payangga dan Manggaba’i dalam bak pembenihan ikan sehingga mengurangi tingkat pencemaran danau oleh sisa-sisa pakan ikan yang tidak dikonsumsi ikan. Dampak yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat adalah pendapatan lain hasil penjualan dari Ikan Payangka/Hulu’U dan Manggaba’i.

Kesimpulan dan Saran

  1. Pemijahan untuk Ikan Payangka dan Manggaba’i secara alami tergantung pada musim yaitu musim penghujan.
  2. Upaya lain yang dilakukan dalam rangka restoking Ikan Payangka dan Manggaba’i yaitu dengan fertilisasi buatan (pemijahan buatan) dengan cara stripping. Ikan payangka berhasil dilakukan stripping sehingga menghasilkan kurang lebih 100.000 ekor larva ikan. Khusus ikan Manggaba’i belum dilakukan pemijahan alami karena belum diperoleh ikan yang matang gonad (siap kawin).
  3. Belum berhasilnya pemeliharaan larva disebabkan karena belum tersedianya makanan alami yang sesuai didalam kolam pemeliharaan.
  4. Pemeliharaan Ikan Payangka dan Manggaba’i di bak-bak pembenihan merupakan hal yang baru dan pertama kali dilakukan. Ikan payangka dan Manggaba’i yang hidup di Danau Limboto merupakan ikan yang masih liar dan belum beradaptasi dengan kondisi bak sehingga menjadi faktor penyebab belum berhasilnya pembudi-dayaan ikan tersebut.
  5. Melihat kendala dan hambatan tersebut diatas perlu diupayakan lagi usaha restoking atau peningkatan populasi Ikan Payangka dan Manggaba’i kedepan sampai diperoleh keberhasilan.

Danau Limboto Mulai Meluap

Sumber: http://www.antara.co.id/ 21 Desember 2007

Gorontalo (ANTARA News) – Musibah banjir di Provinsi Gorontalo terus meluas dan imbasnya tidak hanya dirasakan oleh warga yang tinggal di sekitar Sungai Bone dan Bulango, Jumat, namun juga merambah ke sekitar Danau Limboto hingga merendam rumah serta sawah warga setempat.

“Saya tidak menduga sawah saya bisa terendam, karena tidak pernah terjadi sebelumnya kecuali air danau naik,” kata Pakiki, warga Desa Payunga, Kecamatan Batudaa, yang wilayahnya berada di tepi Danau Limboto itu.

Meluapnya danau yang menjadi salah satu ikon Gorontalo itu juga turut dirasakan oleh para nelayan yang tinggal tak jauh dari tepi danau. Menurut mereka air danau mulai naik dan merendam rumah sejumlah warga hingga setinggi lutut orang dewasa pada Kamis sore (20/12).

Berdasarkan pantauan, danau yang kedalamannya rata-rata sekitar dua meter tersebut warna airnya berubah kecoklatan tercampur lumpur.

Bahkan, tanaman enceng gondok yang biasanya memenuhi sebagian besar areal danau, kini nyaris tak tampak lagi karena permukaan air yang naik.

Sementara itu, banjir di kota Gorontalo hingga Jumat petang belum surut dan warga masih bertahan di lokasi pengungsian serta hujan masih mengguyur wilayah itu.

Meski demikian, banjir di kabupaten Bone Bolango dan Gorontalo Utara mulai surut.

Di Kabupaten Gorontalo banjir masih menggenangi sawah dan sebagian rumah warga serta satu jembatan rusak parah. (*)

Peraih Limboto Lake Conservation Awards 2007

Sumber: http://balihristi.gorontaloprov.go.id/Rabu, 05 Desember 2007

Nominator dan peraih Penghargaan Konservasi Danau Limboto (Limboto Lake conservation Award) 2007, yang diumumkan Selasa, 04 Desember 2007, bertempat di Gedung Misfalah, Kota Gorontalo.

1. Kategori Cipta Konservasi

Nominator :
– Daud Pateda
– Melky Luma
– Yasin Mopanga
– Mut Ismail
Limboto Lake Conservation Award untuk Kategori Cipta Konservasi adalah Yasin Mopanga

2. Kategori Citra Konservasi

Nominator :
– GO TV (Gorontalo Televisi
– TVRI Gorontalo
– Gorontalo Post
– Tribun Gorontalo
Limboto Lake Conservation Award untuk Kategori Citra Konservasi adalah Gorontalo Post

3. Kategori Prakarsa Konservasi

Nominator :
– Abdullah Karim
– Arusdin Bone
– Hi. Zainudin Amali, SE
– Nelson Pomalingo
Limboto Lake Conservation Award untuk Kategori Prakarsa Konservasi adalah Hi. Zainudin Amali, SE

Malam Anugrah Conservation Awards dan Adipura 2007

Sumber: http://balihristi.gorontaloprov.go.id/05 Desember 2007

Dari hari kehari, Danau Limboto semakin menyusut debit airnya, dan demikian pula semakin menyusun luasnya. Namun, diantara krisis yang dialami oleh Danau Limboto, ada usaha penyelamatan yang dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat perlu adanya perhatian dan penghargaan dari pemerintah. Untuk itu, Balihristi Provinsi Gorontalo menganugrahkan penghargaan kepada pelaku konservasi Danau Limboto.

Penyusutan debit air Danau Limboto telah memasuki tahap kritis. Kedalamannya sejak tahun 1932 hingga saat ini turun hampir 80% begitu pula dengan luas areal danau. Hal ini terungkap pada pelaksanaan Malam Anugrah Limboto Lake Awards dan Adipura, bertempat di Gedung Misfalah Kota Gorontalo, Selasa Malam, 04 Desember 2007.

Dalam Sambutannya, Wakil Gubernur Gorontalo, Ir Gusnar Ismail, MM. menegaskan bahwa telah terjadi kemorosotan kedalaman danau dan luas Danau Limboto. Melihat keadaan ini, maka keberadaan danau sebagai salah satu aset dalam keseimbangan lingkungan hidup harus mendapat perhatian serius. Untuk itu Pemerintah Provinsi Gorontalo, dalam hal ini Balihristi Provinsi Gorontalo selalu mengadakan sosialisi dan tindakan nyata dalam melindungi dan melestarikan Danau Limboto.

Upaya yang dilakukan pemerintah antara lain dengan menyusun draft ranperda penyelamatan Danau Limboto, penanaman pohon disekitar Danau Limboto dan pemberian penghargaan bagi pelaksana konservasi disekitar Danau Limboto. Dengan adanya pemberian penghargaan ini, diharapkan dapat memacu semangat masyarakat dalam melestarikan Danau Limboto, tentunya dengan dukungan penuh Pemerintah.(NeQ)

Leave a comment