Krismono, dkk

KONSERVASI DAN REHABILITASI SUMBERDAYA PERIKANAN DI DANAU LIMBOTO, GORONTALO

Tahun 2006

Sumber: http://www.brkp.dkp.go.id/

Koordinator peneliti: Drs. Krismono, MS
Anggota peneliti: Andri Warsa,S.Si, Astri Suryandari, S.Si, Amula Nurfiarini, SP.MSi, Dra. Adriani Sri Nastiti, MS, Drs. Krismono, MS,


Nama institusi
Loka Riset Loka Riset Pemacuan Stok Ikan – Jatiluhur

Tujuan penelitian

  1. Optimalisasi penebaran ikan koan (grasscarp), monitoring dan evaluasi perubahan luas tutupan gulma air di perairan Danau Limboto.
  2. Menyusun bahan alternatif kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan di Danau Limboto

Lokasi
Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo

Waktu / Tahun Anggaran
2006

Summary

Gejala pendangkalan yang dibarengi dengan perkembangan tanama air (gulma) merupakan masalah yang saat ini dihadapi Danau Limboto.

Perkembangan tumbuhan air yang cukup pesat di Danau sehingga menutupi hampir 50 % permukaan danau. Hal tersebut menjadi ancaman bagi kelestarian danau Limboto beserta sumberdayanya. Oleh sebab itu diperlukan upaya pengelolaan untuk mengurangi populasi tumbuhan air.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penebaran ikan koan (Ctenopharyngodon idella) yang merupakan ikan pemakan tumbuhan air.

Hasil

  1. Danau Limboto tergolong perairan yang eutrofik dengan potensi produksi berkisar antara 269,7932 – 589,9142 kg/ha/th.
  2. Jenis ikan yang ditebar untuk mengurangi populasi tanaman air adalah ikan koan (Ctenopharyngodon idella) yang merupakan pemakan tanaman air
  3. Kondisi sosio ekonomi dan kelembagaan masyarakat perikanan pesisir danau Limboto menunjukkan bahwa sekitar 30-64% bermata pencarian sebagai nelayan, dengan jenis alat tangkap yang digunakan meliputi bibilo, tiopo, amelo, olate, bunggo/bubu, gillnet, jala, sero dan sodo/dudayau dengan rata-rata kepemilikan 1 unit/RTP. Rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh nelayan sekitar 2-15 kg/RTP/hari dengan penghasilan rata-rata Rp 10.000 – 60.000,-/RTP/hari. Pada saat ini belum terdapat kelompok yang mengorganisir masyarakat nelayan tangkap di danau Limboto
  4. Hasil identifikasi kesesuaian lokasi perairan untuk tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan diperoleh hasil bahwa berdasarkan kesesuaian kondisi biolimnologi yang dikaitkan dengan penataan ruang perairan dan meminimalisir kemungkinan terjadinya kemungkinan konflik pemanfaatan ruang maka dalam penelitian dilakukan identifikasi karakteristik lokasi dan analisis keruangan khususnya menata sektor perikanan di Danau Limboto, dikelompokkan dalam 2 pemanfaatan: (1) Daerah inti (daerah perlindungan/suaka perikanan)perairan Dembe merupakan perairan yang paling memenuhi syarat sebagai calon suaka perikanan dengan parameter pendukung antara lain fluktuasi tinggi muka air, kondisi biolimnologi, vegetasi alami dan landuse, serta integritas ekologi. (2) Daerah pemanfaatan (daerah penangkapan, daerah budidaya, jalur navigasi dan pelayaran serta pemanfaatan lain)

Tahun 2007

Sumber:http://www.brkp.dkp.go.id/

Koordinator peneliti: Drs. Krismono, MS
Anggota peneliti: Andri Warsa,S.Si, Astri Suryandari, S.Si, Amula Nurfiarini, SP.MSi, Dra. Adriani Sri Nastiti, MS, Drs. Krismono, MS,

Institusi : Loka Riset Loka Riset Pemacuan Stok Ikan – Jatiluhur

Tujuan penelitian

  1. Penelitiankemampuan pemangsaan ikan koan terhadap gulma air
  2. Mendapatkan data sumberdaya perikanan dan aspek bio-ekologi Danau Limboto

Lokasi
Danau Limboto, Gorontalo

Waktu/Tahun Anggaran
2007

Summary

Berdasarkan dinamika populasi gulma air ecenggondok(Eicchornis crassipes) di danau limboto pada waktu air pasang(tinggi) dan air surut(rendah), maka beberapa langkah pengurangan gulama air dapat sebagai alternatif untuk dapat dialakukan yaitu; pengurangan secara fisik dilakukan pada waktu air surut secara biologis dengan ikan koan (Ctenopharyngodon idella) pada waktu surut maupun pasang . Untuk pelaksanaan pengurangan gulma air diperlukan data mengenai kemampuan pemangsaan ikan koan terhadap ecenggondok dan waktu pemangsaannya. Oleh sebab itu diperlukan efisiensi dan efektifitas pemangsaan ikan koan terhadap gulma air. Sehingga dilakukan penelitian kemampuan pemangsaan ikan koan terhadap ecenggondok.

Hasil

Data biolimnologi perairan, keragaman jenis ikan, pakan alami, tingkat kematangan gonad( hampir semua jenis ikan dalam kondisi matang gonad dan gambar perairan danau limboto dalam kondisi pasang.

Kendala Untuk melancarkan dan menjaga keamanan penelitian diperlukan penngamat dan penjaga harian di lokasi

Tahun 2008

Sumber:http://www.brkp.dkp.go.id/

Koordinator peneliti: Drs. Krismono, MS
Anggota peneliti: Andri Warsa,S.Si, Astri Suryandari, S.Si, Amula Nurfiarini, SP.MSi, Dra. Adriani Sri Nastiti, MS, Drs. Krismono, MS,

Tujuan penelitian

  1. Optimalisasi penebaran ikan koan (grasscarp), monitoring dan evaluasi perubahan luas tutupan gulma air di perairan Danau Limboto.
  2. Menyusun bahan alternatif kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan di Danau Limboto

Lokasi
Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo

Waktu/Tahun Anggaran
2008

Summary

Permasalahan yang dihadapi danau Limboto adalah gejala pendangkalan yang dibarengi pertumbuhan tanaman (gulma) air yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes). Selain masalah tersebut, penggunaan beberapa alat tangkap yang tidak ramah lingkungan juga menjdi pemasalahan. Salah satu alat tangkap tersebut adalah bibilo dan dudayaho. Bibilo merupakan rumpon terdiri dari tanaman (gulma) air seperti eceng gondok dan rumput digunakan untuk menangkap ikan. Keberadaan bibilo tersebut dianggap salah satu faktor yang mempercepat pertambahan populasi gulma dan pendangkalan.

Pemanfaatan ikan herbivore pemakan makrofit yaitu ikan koan (Ctenopharyngodon idella) diharapkan dapat memanfaatkan eceng gondok sebagai pakan alaminya sehingga dapat berfungsi untuk pengendali populasi eceng gondok.

Hasil

  1. Hasil monitoring kualitas air menunjukkan bahwa danau ini telah mengalami eutrofikasi dan termasuk danau yang subur (eutrofik) Sumberdaya ikan di danau Limboto Ikan hasil tangkapan di Danau Limboto adalah jenis manggabai, sidat, gabus, tawes, nila, bulalao/belanak, payangga,saribu/sepat dan betook/dumbaya
  2. Populasi eceng gondok mencapai 50% (85% diantaranya adalah eceng gondok) dan penebaran yang telah dilakukan dengan ikan berukuran antara 1 – 3 cm tidak berdampak pada pengurangan luasan tutupan eceng gondok.
  3. Untuk pengurangan populasi eceng gondok dilakukan dengan 2 cara yaitu
    • Biologis : Pengurangan populasi eceng gondok dilakukan dengan pembuatan pen/kja. Jumlah pen culture sebanyak 1000 buah dengan ukuran 5 x 5 m dengan jumlah ikan 2000 ekor dengan berat 100 gram/ekor diharapkan mampu mengurangi luas tutupan sebanyak 360 ha/tahun
    • Fisik yaitu dengan mengaktifkan nelayan yang ada di Danau Limboto. Jumlah nelayan di danau ini berkisar 1500 orang, bila setiap nelayan mampu membawa eceng gondok kelaut dengan luas 10 m2 maka dalam satu hari mampu mengurangi luasan tutupan sekitar 1,5 ha/hari sehingga dalam satu tahun mampu mengurangi luasan tutupan sebanyak 390 ha/tahun
    • Pengurangan bibilo 750 unit x 300 m2 = 22,5 ha.
  4. Alternative pengelolaan sumberdaya perikanan di danau Limboto dapat dilakukan dengan
    • zonasi atau tata ruang perairan
    • Penegakan hukum melalui Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sumberdaya Perairan Danau Limboto.
    • Revitalisasi kelembagaan nelayan
  5. Model penebaran ikan koan dengan sistem penculture untuk    menghindari adanya predasi dari ikan predator yang telah ada di   danau.

Gambar-Gambar

Leave a comment